Hi, I am Ghiffary Yuthian!

Hello, I'm an undergraduate student majoring in Computer Scientist at Bogor Agricultural University.



Abstract
Environmental sustainability has established itself as a mainstream concern for HCI. After an initial flurry of excitement about the potential for existing HCI techniques, such as persuasive computing and interaction design, to contribute meaningfully to increasing sustainability, we have begun to recognize that the complexity and apparent intractability of working towards sustainability is providing serious challenges to current HCI ways of approaching problems. For example, some are working to deepen the engagement between HCI and established approaches of environmental psychology [Froehlich et al. 2010] and behavioral theory [Hekler et al. 2013] in order to develop more rigorous methods and theoretical connections for pursuing sustainability. Others are deploying and evaluat- ing eco-feedback technologies at a scale not yet common in HCI [Erickson et al. 2013] to get a better sense of their effects and potentialities. Thus, sustainability is becoming not simply a problem that HCI can contribute to solving, but also an opportunity to understand the limits of HCI as  it is currently constituted and to develop new possibilities for the discipline.

Pengkaji : Ghiffary Yuthian / G64120107
  Environmental sustainability atau tingkat ketahanan suatu Human-Computer Interaction (HCI)/Interaksi Manusia-Komputer (IMK) belakangan ini telah menjadi sebuah faktor yang sering dipertimbangkan pada suatu IMK. Berdasarkan paper ini, pendekatan teknik IMK yang digunakan saat ini masih memiliki tantangan yang sulit untuk menghasilkan sustainability. Salah satu kunci permasalahan yang teridentifikasi yaitu tingginya tingkat ketergantungan IMK pada beberapa individu sebagai bahan analisis desain dan evaluasi. Kebanyakan IMK yang sustainable cenderung memaksa individu tersebut menjadi lebih hemat resource, melakukan penggambaran berdasarkan teori dan konsep psikologis. Sifat yang sistematis pada permasalahan sustainability yang membatasi individu tersebut dinilai membutuhkan perbaikan, namun akibat analisis yang terfokus pada individu atau interaksi sosial tersebut mengakibatkan sulitnya melakukan intervensi.
  Pada paper ini,  diperkenalkan sebuah pendekatan dengan mengganti bahan utama analisis dari individu menjadi kegiatan sehari-hari (everyday practice). Dengan pendekatan tersebut, fokus utama analisis dapat ditujukan pada kegiatan sehari-hari yang umum dan dilakukan oleh setiap individu. Dengan kata lain, practices digunakan menggantikan orang, artifak atau interaksi menjadi fokus analisis, kritik, desain, dan intervensi. Practices tersebut dapat berasal dari berbagai bidang seperti antropologi, sosiologi, filosopi, dan geografi. Bidang-bidang tersebut memiliki practice pada kegiatan yang umum dilakukan sehari-hari dan mengandung nilai sosial, budaya dan materi dimana aktivitas tersebut terjadi. Pendekatan psikologis, tingkah laku, dan ekonomis mengambil orang, ide, atau tingkah laku sebagai unit dari analisis, penndekatan-pendekatan ini menggambarkan practice sebagai kumpulan dari aktivitas yang melibatkan manusia, namun tidak sepenuhnya dari tindakan atau keinginan manusia tersebut.
  Terdapat tiga pokok bahasan pada paper ini yang mempengaruhi IMK. Pertama adalah penempatan material seperti komputer dan teknologi interaktif yang menjadi pusat pada riset Interaksi Manusia-Komputer. Dengan pendekatan practice, kita diarahkan untuk melihat interaksi yang terisolasi antara manusa dan komputer. Pada umumnya, manusia dan komputer ditempatkan pada pusat analisis. Namun, dengan pendekatan practice, hubungan antara manusia dan komputer tersebut diperdalam sebagai beberapa konfigurasi antara elemen-elemen yang mungkin saling berhubungan atau tidak berhubungan sama sekali. Pada pendekatan practice, material seperti komputer adalah bagian penting dari sebuah practice, bukan sebagai sesuatu yang digunakan untuk berinteraksi oleh manusia. Dengan penempatan manusia dan komputer yang efektif, kita dapat mendapatkan sebuah kunci baru pada analisis sustainability. Pendekatan practice dapat membuat sebuah pemahaman dari interaksi antara manusia dan komputer yang ditangkap secara penuh dari kompleksitas kegiatan sehari-hari karena pergantian yang sangat sering terjadi.
  Pokok bahasan yang kedua pada paper ini adalah sifat dinamis dan saling mempengaruhi dari practice yang umumnya dianggap statis.  Sebagai contoh, berdasarkan studi pada kegiatan sehari-hari yang dilakukan, kita dapat menebak apa yang sedang dilakukan oleh orang yang berhubungan dengan kegiatan tersebut, apa yang orang tersebut butuhkan dan mungkin apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut. Dengan memanfaatkan hubungan tersebut, kita dapat lebih mengerti bagai mana practice tersebut akan berlanjut dan berganti seiring berjalannya waktu.
       Pokok Bahasan yang ketiga adalah sumber yang paling mudah dilihat dari pendekatan practice, yaitu kemungkinan penggambaran dan pembentukan dari sustainability yang lebih radikal. Akibat dari teori yang menjelaskan perubahan sosial, pendekatan praktis memiliki dampak yang penting untuk mendisain teknologi dan juga perannya pada kegiatan sehari-hari. Teori practice memungkinkan kita untuk menentukan apa yang mungkin dan baik untuk dibuat pada saat perancangan.

Introduction to the special issue on practice-oriented approaches to sustainable HCI

"Even though it is better if the system can be used without documentation, it may be necessary to provide help and documentation. Any such information should be easy to search, focused on the user's task, list concrete steps to be carried out, and not be too large." - Jakob Nielsen

Problem 1 - Tidak terdapat dokumentasi offline

CppDroid tidak memiliki dokumentasi yang tersimpan secara offline dan dapat diakses secara langsung melalui menu pada aplikasinya. Menurut saya, dokumentasi pada sebuah IDE cukup penting karena tidak semua user dapat dengan mudah memahami seluruh fungsi pada IDE sehingga dibutuhkan akses yang mudah terhadap dokumentasi penggunaan aplikasi.

Solution :
Menambahkan dokumentasi secara offline. Dokumentasi tidak perlu secara detail untuk setiap pokok permaslahan dan troubleshooting, cukup membahas fungsi dasar yang disediakan oleh CppDroid.


Severity Rating : 3

_____________________________________________________________________

Problem 2 - Tidak terdapat kategorisasi untuk penggunaan aplikasi pada halaman dokumentasi

Dokumentasi untuk aplikasi CppDroid terdapat pada homepage CppDroid. Namun tidak terdapat kategorisasi untuk cara penggunaan aplikasi atau help pada halaman tersebut.


Solution :
Penambahan kategori help pada halaman web akan membantu user mempercepat pencarian permasalahan yang dihadapinya apabila terdapat kendala dalam mengoperasikan aplikasi

Severity Rating : 3

Help and Documentation - CppDroid

"Even better than good error messages is a careful design which prevents a problem from occurring in the first place. Either eliminate error-prone conditions or check for them and present users with a confirmation option before they commit to the action." - Jakob Nielsen

Problem 1 - Ukuran keyboard terlalu kecil

Keyboard yang disediakan oleh CppDroid menurut saya memiliki ukuran yang terlampau kecil karena jarak antar key yang sangat berdekatan. Jarak yang sangat berdekatan tersebut beresiko tinggi mengakibatkan user melakukan kesalahan pengetikan atau typo. Ukuran yang kecil tersebut mungkin dipilih oleh developer untuk memaksimalkan ukuran jendela pengeditan baris kode,

Solution :
Penambahan opsi untuk memperbesar ukuran keyboard mungkin dapat diimplementasikan untuk memberikan user kenyamanan mengatur jendela kerjanya tanpa mengurangi kenyamanan untuk mengetikkan baris kode. 

Severity Rating : 3

_____________________________________________________________________

Problem 2 - Tidak ada pemberitahuan saat melakukan Overwrite File

Terdapat menu Save As pada CppDroid layaknya editor pada umumnya. Namun, tidak terdapat jendela konfirmasi pada saat melakukan penyimpanan dengan fail yang memiliki nama yang sama. Hal tersebut sangat fatal karena bisa saja terjadi kesalahan pada saat memilih nama fail yang akan digunakan.


Solution :
Penambahan fungsi validasi untuk menyimpan fail dengan nama yang sama perlu ditambahkan karena bisa mengakibatkan kehilangan data secara permanen bila terjadi kesalahan.

Severity Rating : 4

Error Prevention - CppDroid

"Users often choose system functions by mistake and will need a clearly marked "emergency exit" to leave the unwanted state without having to go through an extended dialogue. Support undo and redo." - Jakob Nielsen

Problem 1 - Tidak terdapat fungsi Undo pada Quick Menu

CppDroid memiliki tampilan utama yang sangat minimalis. Pada bagian atas aplikasi hanya terdapat 4 tombol, yaitu Save, Compile, Run, dan Menu. Namun, terdapat satu fungsi yang menurut saya sangat sering digunakan sehingga selayaknya diletakkan pada Quick Menu. Fungsi tersebut adalah fungsi Undo. CppDroid meletakkan fungsi Undo sebagai child dari submenu Edit.




Solution :
Fungsi Undo menurut saya sangat penting untuk diletakkan pada Quick Menu karena kemungkinan terjadi kesalahan pengetikan pada saat melakukan penulisan baris kode sangat tinggi. Oleh karena itu, saya memberikan Severity Rating Cukup Tinggi karena menurut saya problem ini sebaiknya segera dibenahi.

Severity Rating : 3

___________________________________________`__________________________

Problem 2 - Tidak ada tombol navigasi pada saat Running

Pada saat running baris kode yang telah dibuat oleh user, CppDroid tidak menyediakan tombol apapun untuk melakukan navigasi dari jendela run. Untuk kembali ke halaman pengeditan baris kode dilakukkan dengan menekan tombol hardware back. Hal tersebut menurut saya kurang baik karena tidak ada elemen yang menunjukkan bahwa user dapat melakukan navigasi dari jendela Running tersebut.


Solution :
Minimnya menu navigasi serta ketidakjelasan cara bernavigasi dari halaman Running tersebut menurut saya kurang baik, namun tidak memiliki Severity Rating yang tinggi

Severity Rating : 2

User Control and Freedom - CppDroid

"The system should speak the users' language, with words, phrases and concepts familiar to the user, rather than system-oriented terms. Follow real-world conventions, making information appear in a natural and logical order." - Jakob Nielsen

Problem 1 - Icon Keyboard yang tidak lazim

CppDroid mempunyai fitur keyboard bawaan yang akan mengganti keyboard default anda ketika digunakan. Untuk memunculkan keyboard tersebut anda dapat menekan tombol yang berlambang pensil pada bagian bawah aplikasi. Penggunaan lambang pensil tersebut menurut saya kurang tepat karena umumnya keyboard menggunakan lambang yang serupa dengan keyboard pada umumnya. 




Solution :
Solusi yang dibutuhkan untuk memperbaiki problem ini adalah dengan mengganti icon toggle button tersebut dengan icon yang lebih pantas seperti misal icon-icon berikut :
  

Severity Rating terhadap problem di atas saya nilai cukup tinggi karena dapat mempengaruhi kinerja user yang tidak mengetahui fungsi keyboard yang ada.

Severity Rating : 3

_____________________________________________________________________

Problem 2 - Penggunaan gesture swipe untuk menambahkan karakter spasi

Keyboard yang ditawarkan oleh CppDroid tidak memiliki tombol spasi. Saat pertama kali menggunakan saya mengalami masalah karena tidak dapat melakukan proses pengetikan karakter spasi. Keyboard CppDroid menggunakan gesture 'swipe to right' untuk menambahkan karakter spasi.


Solution :
Saya menilai bahwa penggunaan gesture untuk menambahkan karakter spasi tidak efisien. Selain karena dibutuhkan effort tambahan untuk menambahkan karakter spasi, tidak semua user dapat dengan mudah menemukan interaksi tersebut. Oleh karena itu, saya menilai bahwa Severity Rating untuk problem ini Cukup Tinggi

Severity Rating : 3

Match Between System and the Real World - CppDroid

"The system should always keep users informed about what is going on, through appropriate feedback within reasonable time" - Jakob Nielsen

Problem 1 - Tidak ada pemberitahuan ketika proses kompilasi dimulai

Kompilasi adalah salah satu fungsi yang paling penting pada sebuah Integrated Development Environment (IDE). Pada CppDroid, proses kompilasi dilakukan dengan menekan tombol Compile. Proses kompilasi akan langsung dimulai ketika tombol Compile tersebut ditekan, namun informasi mengenai dimulainya proses kompilasi tidak ditampilkan. Hanya ketika proses kompilasi selesai informasi mengenai status proses kompilasi diberikan kepada user menggunakan Toast.

Solution :
Penambahan informasi status mengenai proses kompilasi secara lebih lengkap akan membantu user untuk mengetahui proses kompilasi yang sedang berlangsung. Informasi tersebut dapat ditampilkan dengan menggunakan sebuah Progress Bar yang menandakan seberapa jauh proses kompilasi telah berlangsung. Namun dengan adanya Toast ketika proses kompilasi selesai, saya menilai bahwa severity rating untuk problem ini kecil.

Severity Rating : 1

_____________________________________________________________________

Problem 2 - Tidak ada pemberitahuan ketika fail berhasil disimpan

Sebelum melakukan kompilasi, fail yang akan dikompilasi wajib untuk disimpan terlebih dahulu. Penyimpanan fail dilakukan dengan menekan tombol Save. CppDroid tidak memberikan informasi status penyimpanan ketika fail telah berhasil disimpan sehingga dapat berakibat user melakukan penyimpanan fail berkali0kali karena tidak tahu bahwa fail berhasil disimpan.


Solution :
Penambahan informasi status mengenai proses penyimpanan fail akan sangat membantu user. Informasi tersebut dapat ditampilkan dengan menggunakan sebuah Progress Bar yang menandakan seberapa jauh proses penyimpanan fail telah berlangsung. Saya menilai Severity Rating untuk problem ini Tinggi karena sangat berpengaruh pada alur kerja user.

Severity Rating : 4

Visibility of System Status - CppDroid



Assalamualaikum

Kali ini saya akan menampilkan hasil visualisasi berupa infografik dari data statistik yang diambil dari buku Statistika Indonesia 2014 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Data yang saya ambil adalah data jumlah penduduk di Indonesia berdasarkan hasil sensus penduduk pada halaman 78 buku, kemudian data Kriminalitas di Indonesia pada halaman 167 s.d. 170, dan data Garis Kemiskinan Penduduk di Daerah Perkotaan pada halaman 178.


Infografik Kriminalitas di Indonesia